Ini
catatan tanggal 27 Desember 2011 5:02 pm (dengan pembaharuan)
Aku
baru saja terbangun dari tidur siangku yang penuh dengan mimpi, mimpi yang
tidak bisa dibilang indah tapi bisa dibilang seru, seolah aku baru saja
menonton film dengan tema adventure.
Scene yang kuingat, dalam mimpi aku
bersama dua orang temanku (atau mungkin sepupuku) dan ibu mereka (bibiku) pergi
ke suatu tempat dimana di tempat itu tumbuh pohon yang begitu tinggi. Bentuk
pohon itu mirip dengan pohon natal. Banyak orang yang datang kesana. Orang-orang
itu termasuk dua sepupu dan bibiku datang ke sana dengan membawa sesuatu
semacam persembahan dan meletakkannya di bawah pohon itu, kemudian mereka pun
berdoa.
Kemudian
entah bagaimana kedua teman/sepupuku itu tiba-tiba saja berkata kalau pohon itu
sebentar lagi akan meledak, jadi mereka harus segera meletakkan persembahan dan
berdoa kemudian melarikan diri. Anehnya sementara mereka melarikan diri aku
malah dengan santainya melihat ke sekeliling tempat itu. Aku melihat hal-hal
yang anehnya tidak terlihat oleh orang-orang yang masih ada di sana.
Pertama,
ada (kalau tidak salah) seekor burung phoenix yang terbang melintas di atas
tempat itu. Burung phoenix itu menyebarkan kertas selebaran (?).
Kedua,
aku melihat sebuah kartu nama (selebaran itu ternyata kartu nama) tersangkut di
semak-semak yang ada di sisi jalan setapak (tempat itu seperti sebuah taman).
Kartu nama itu hanya terlihat olehku. Tidak, lebih tepatnya yang tidak terlihat
oleh yang lainnya adalah tulisan yang terdapat pada kartu nama itu. Bisa
dibilang tulisan yang terbaca/terlihat olehku berbeda dengan yang lainnya.
Punya mereka hanya kartu nama biasa sedangkan punyaku seolah berisikan tulisan
semacam doa (kurang begitu jelas). Yang jelas selebaran itu semacam selebaran
yang berasal dari surga, disebarin oleh malaikat.
Ah…,
jadi kartu nama itu layaknya kartu nama konsultan dari surga. Jika kita
mempunyai masalah, kita bisa menghubungi alamat yang tertulis di sana.
Well, sampai di situ mimpiku pun
berakhir… =__=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar